DOGIYAI - Militan Komite Nasional Papua Barat atau KNPB Se-wilayah Meepago telah sepakat, dengan Tegas akan Menolak para Fotografer melakukan pemotretan di daerah-daerah keramat di Meepago.
Tidak hanya di Daerah keramat, selain itu juga, militan KNPB Wilayah Meepago telah sepakat melarang para fotografer melakukan pemotretan di daerah terpencil, Gunung, hutang, kali, dan, danau yang misteri, pasalnya tanah sakral merupakan tanah yang harus dilindungi bersama yang adalah anak adat.
Apabila dikemudian hari kedapatan foto atau Video di daerah keramat di Meepago yang di posting para fotografer melalui Sosial Media [SosMed], dikatakan akan mencari tahu oknum tersebut. Hal itu disampaikan Ernestho Madai kepada awak media ini di Mowanemani, [20/04/23].
“Kami tidak mau semua daerah yang harusnya kita lindungi bersama diviralkan via SosMed seakan-akan itu barang mainan yang bisa sebarkan luaskan begitu saja. Kami tegaskan disini kepada semua fotografer di Meepago maupun yang datang dari luar Meepago, kami harap supaya bisa taat pada hukum adat meepago, karena menurut hukm adat, daerah keramat harus dilindungi bukan main-main, ini yang harus pahami oleh semua Fotografer”, tegas Madai.
Selain itu, Yabe Anou ketua Militan KNPB Wilayah Nabire menyatakan, Pihaknya akan terus memantau seluruh aktivitas para fotografer untuk mengantisipasi pemotretan di daerah keramat agar tidak membuka daerah keramat ke public melalui SosMed.
“kami sudah bicara hal ini melalui rapat intern Militan KNPB se-meepago, Mulai dari Nabire, Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya dan Timika ini, kami akan pantau demi keselamatan Manuasia dan Kelestarian Alam kami di Meepago”, ujar Anou.